8:10 PM |
‘’Pupuk Za’’ |
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah sebagai media
tumbuh tanaman mempunyai fungsi menyediakan air, udara dan unsur-unsur hara untuk pertumbuhan tanaman, namun
demikian kemampuan tanah menyediakan unsur hara sangat terbatas. Hal ini
terbukti dengan pemakaian tanah yang terus menerus secara intensif tanpa
penambahan unsur hara mengakibatkan merosotnya produktifitas tanah, menurunkan
hasil panenan dan rusaknya sifat fisik,kimia dan biologi tanah dan kesuburan
tanah.
Pengambilan sisa tanaman
serta bahan-bahan buangan turut membantu suplai nitrogen.Suplai alami demikian
ditambah pula dengan pemberian pupuk nitrogen misalnya Za yang mengandung nitrogen dan belerang. Meningkatnya
perkembangan populasi manusia yang mendorong meningkatkan kebutuhan pangan
dunia akan berarti pula peningkatan suplai nitrogen pada tanah.
Penggunaan pupuk Za merupakan pupuk yang marak digunakan di
kalangan para petani karena kegunaan dari pupuk ini adalah membantu proses
perumbuhan tanaman para petani, menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan
hama, penyakit dan kekeringan, memperbaiki rasa dan warna hasil panen. Untuk itu tidak heran jika para petani
beralih pupuk ke pupuk Za ini karena macam manfaat tersebut.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk:
- Mengetahui jenis pupuk Za dan kandungan-kandungannya,
- Mengetahui analisa penentuan kadar Amoniak dalam sampel pupuk yaitu dalam pupuk Za,
- Mengetahui spesifikasi dan keunggulan dari pupuk Za.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pupuk Za
Pupuk Za adalah pupuk kimia
buatan yang dirancang untuk memberi tambahan haranitrogen
dan belerang
bagi tanaman.
Nama Za adalah singkatan dari istilah bahasa
Belanda ‘zwavelzure ammoniak’, yang berarti Ammonium Sulfat (NH4SO4).
Ammonium
Sulfat bila dalam keadaan murni berwarna putih garam dengan bentuk kristal. Wujud
pupuk ini juga berbentuk butiran kristal mirip garam dapur
dan terasa asin di lidah. Pupuk ini bersifat higroskopis (mudah menyerap air)
walaupun tidak sekuat pupuk Urea. Namun dalam
perdagangannya, Ammonium Sulfat berwarna putih dan tergantung pada bahan
pencampur yang terkandung didalamnya seperti kelabu, kemerah-merahan,
kekunung-kuningan, biru tua atau bahkan kadang berwarna semu Ammonium Sulfat
karena adanya kandungan H2SO4 bebas, garam-garam mineral
dan uap air.
Karena
ion Sulfat larut secara kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini
berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena
aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan pemakaiannya.
Reaksi
kerja pupuk Za agak lambat sehingga cocok untuk pupuk dasar. Sifat reksinya
asam, sehingga tidak disarankan untuk tanah ber-pH rendah. Selain itu, pupuk
ini sangat baik untuk sumber Sulfur. Lebih disarankan dipakai didaerah panas.Pupuk
Za yang diperdagangkan dalam bentuk kristal, umumnya berwarna putih, tapi ada
juga yang berwarna abu-abu, biru kabuan dan kuning, tergantung kepada
pembuatannya.
Ammonium sulfat merupakan jenis pupuk nitrogen yang paling sering
dipakai dalam perdagangan karena hidrolisa ion NH4+ ini sangat
dibutuhkan oleh pertumbuhan tanaman.
Banyak proses yang digunakan dalam produksi Ammonium Sulfat,
penggolongannya tersebut berdasarkan atas bahan baku yang digunakan,
proses-proses tersebut diantaranya:
a.
Proses yang menggunakan bahan baku
(by product) dari pembuangan gas Kokas.
b.
Proses konversi Kalsium Sulfat
alam (gibs) atau Kalsium Sulfat by produk(yang diambil dari pabrik asam Phosphate).
c.
Proses dengan reaktan murni,
seperti Ammonia yang diperoleh dari Ammonia plant dan Asam Sulfat dari pross
kontak. Pada proses dengan reaktan murni ini, ada bermacam-macam prosesnya.
Proses
dasar cyclenya sama tetapi untuk menyatukan perbedaan secara teknis diperlukan
suatu proses penyempurnaan. Yaitu dengan adanya proses netralisasi antara
Ammonia dan Asam Sulfat lalu terjadi kristalisasi dengan tekanan vakum.
Netralisasi akan terjadi pada temperature yang lebih rendah dibandingkan bila
operasi dilangsungkan pada tekanan atmosphere.
a. Kandungan
pupuk Za
Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen
21 %.Kandungan nitrogennya hanya separuh dari Urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan
sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini.Terdiri dari senyawa Sulfur dalam bentuk Sulfat yang mudah diserap dan
Nitrogen dalam bentuk amoniumyang mudah larut dan diserap tanaman.
b. Spesifikasi
dari Pupuk Za (SNI 02-1760-2005)
Menurut (SNI 02-1760-2005) pupuk Za memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Ø Nitrogen
minimal 20,8%
Ø Belerang minimal 23,8%
Ø Kadar
air maksimal 1%
Ø Kadar Asam Bebas sebagai H2SO4
maksimal 0,1%
Ø Bentuk
kristal
Ø Warna
putih
c. Sifat
dan keunggulan pupuk Za (SNI 02-1760-2005)
- Tidak higroskopis
- Mudah larut dalam air
- Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan
- Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama
- Dapat dicampur dengan pupuk lain
- Aman digunakan untuk semua jenis tanaman
- Meningkatkan produksi dan kualitas panen
- Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan
- Memperbaiki rasa dan warna hasil panen
d. Cara Penggunaan Pupuk Za
- Pupuk ZA sangat dianjurkan sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan untuk semua jenis tanaman. (Unsur hara Belerang dibutuhkan tanaman sejak awal pertumbuhan)
- Pupuk ZA dapat dicampur dengan pupuk yang lain.
B.
Analisa Pupuk
Za I
I.
JUDUL :
“Analisa Kadar Amonia
dalam Pupuk Za”
II.
TUJUAN :
·
Menentukan kadar NH3 dalam pupuk ZA
III.
ALAT dan BAHAN
Alat
1.
Gelas kimia
2.
Corong
3.
Pipet tetes
4.
Kasa dan kaki tiga
5.
Pembakar spiritus
6.
Labu ukur
7.
Gelas ukur
8.
Spatula
9.
Erlenmeyer
10. Kertas
lakmus
11. Pipet
volume
12. Timbangan
digital
13. Buret
Bahan
1.
Na2CO3
2.
Aquades
3.
HCl
4.
Indikator metil jingga dan metil merah
5.
Pupuk Za
6.
NaOH
7.
Indikator metil merah
IV.
CARA KERJA :
A.
Titrasi Penetralan
1.
Membuat larutan baku Na2CO3 yaitu dengan melarutkan ± 0,5 gram
Na2CO3 dalam labu ukur dan
menambahkan aquades hingga separuh kemudian mengocoknya, menambah aquades lagi
hingga tanda batas dan mengocoknya kembali hingga tercampur dengan baik.
2.
Membilas buret dengan HCl dan mengisinya dengan HCl
hingga 2-3cm di atas skala nol, kemudian menurunkan hingga skala nol.
3.
Memipet 10 ml larutan baku Na2CO3 menggunakan pipet volum dan
memasukkannya ke dalam erlenmeyer. Kemudian menambahkan 10 ml aquades dan 2-3
tetes indikator metil jingga
4.
Menitrasi laruan tersebut dengan HCl hingga terjadi
perubahan warna menjadi kuning muda.
5.
Melaksanakannya hingga tiga kali dengan tertib.
B.
Aplikasi Titrasi Penetralan (Penentuan kadar NH3 dalam pupuk Za)
1. Menimbang
± 0,1 gram pupuk Za, kemudian memasukkannya ke dalam
Erlenmeyer dan menambahkan 10 ml NaOH.
2. Memanaskan
larutan tersebut dengan meletakkan corong di atas Erlenmeyer agar zat tidak
lolos, hingga tidak ada lagi ammonia yang keluar. (cek dengan kertas lakmus
merah)
3. Mendinginkan
larutan tersebut.
4. Setelah
larutan dingin, kemudian menambahkan beberapa tetes indicator metal merah.
5. Menitrasi
larutan tersebut dengan HCl hingga terjadi perubahan warna dan mengulanginya
hingga tiga kali dengan tertib.
V.
DATA
PENGAMATAN
A.
Data I
Volume Analit (mL)
|
Na2CO3 Volume Titran (mL)
|
HCl Normalitas Titran
|
10
|
8,8
|
0,1124
|
10
|
8,4
|
0,1177
|
10
|
8,6
|
0,1150
|
B.
Data II
Volume Analit (mL)
|
Pupuk Za Volume Titran (mL)
|
HCl Kadar NH3 dalam Za
|
10
|
43,2
|
17,45%
|
10
|
43,9
|
17,42%
|
10
|
44,1
|
19,50%
|
VI.
ANALISA
DATA
Penentuan
(standarsasi) HCl dengan Na2CO3 sebagai baku.
a.
Sebelum diberi perlakuan
·
Berat Na2CO3
0,5244 gram berbentuk serbuk berwarna putih.
·
HCl
tidak berwarna.
·
Air suling tidak berwarna.
·
Indikator Metil Jingga berwarna Orange.
b.
Setelah diberi perlakuan
·
10 ml Na2CO3
ditambah 25ml air suling larutan tidak berwarna.
·
Kemudian ditambah 3 tetes indikator Metil Jingga
larutan menjadi berwarna Merah.
·
Dititrasi dengan HCl hentikan titrasi jika terjadi perubahan
warna larutan dari kuning menjadi jingga. Percobaan dilakukan 3 kali dan diperoleh
data volume titran (HCl)
sebagai berikut :
1.
V = 8,8ml
2.
V = 8,4ml
3. V
= 8,6ml
Karena menggunakan indikator metil jingga, maka
rentang pHnya antara 3,1 – 4,4. Dari hasil analisis perhitungan diperoleh :
Volume Analit (mL)
|
Na2CO3 Volume Titran (mL)
|
Normalitas HCl
Titran
|
10
|
8,8
|
0,1124
|
10
|
8,4
|
0,1177
|
10
|
8,6
|
0,1150
|
Normalitas rata –
rata HCL = 0,1124 + 0,1177 + 0,1150 = 0,11503 N
Persamaan
Reaksinya
2HCL + Na2 CO3 ↔ 2NaCl + H2 O + CO2
2HCL + Na2 CO3 ↔ 2NaCl + H2 O + CO2
·
Aplikasi Penetralan
a.
Sebelum diberi perlakuan
Berat pupuk ZA I = 0,1117 gram.
Berat pupuk ZA II = 0,1119 gram.
Berat pupuk ZA III = 0,1000 gram.
Pupuk ZA berbentuk serbuk dan berwarna putih.
NaOH tidak berwarna.
Metil Merah berwarna merah.
Berat pupuk ZA I = 0,1117 gram.
Berat pupuk ZA II = 0,1119 gram.
Berat pupuk ZA III = 0,1000 gram.
Pupuk ZA berbentuk serbuk dan berwarna putih.
NaOH tidak berwarna.
Metil Merah berwarna merah.
b.
Setelah diberi perlakuan
Pupuk Za
dicampur dengan NaOH tidak berwarna.Kemudian dipanaskan sampai tidak ada
amoniak yang keluar (mengecek dengan kertas lakmus merah yang dibasahi air)
apabila tidak ada perubahan warna pada kertas lakmus merah, larutan didinginkan
kemudian ditambah 3 tetes indikator metil merah larutan menjadi berwarna
kuning.Dititrasi dengan HCL hentikan titrasi jika terjadi perubahan warna
larutan dari kuning menjadi jingga. Percobaan dilakukan 3 kali dan diperoleh
data sebagai berikut :
Volume Analit (ml)
|
Pupuk Za Volume Titran (ml)
|
HCl Kadar NH3 dalam Za
|
10
|
43,2
|
17,45
%
|
10
|
43,9
|
17,42
%
|
10
|
44,1
|
19,50
%
|
Kadar (% )NH3 rata – rata = 17,45 + 17,42 + 19,5 =18,123%
Persamaan Reaksi
2HCl + (NH4)2 SO4 ↔ H2SO4 + 2NH4Cl
Dari hasil perhitungan diperoleh Normalitas (NH4)2 SO4 sebagai berikut :
2HCl + (NH4)2 SO4 ↔ H2SO4 + 2NH4Cl
Dari hasil perhitungan diperoleh Normalitas (NH4)2 SO4 sebagai berikut :
Berat Pupuk Za (gram)
|
Normalitas (NH4)2 SO4 (N)
|
0,1117
|
0,0035
|
0.1119
|
0,0036
|
0,1000
|
0,0030
|
Normalitas (NH4)2 SO4 rata – rata adalah 0,0034 N. Namun
Normalitas yang digunakan dalam perhitungan untuk mencari kadar NH3 dalam pupuk Za adalah Normalitas rata – rata dari HCl bukan Normalitas rata – rata (NH4)2 SO4.
VII.
KESIMPULAN ANALISA
Dari hasil percobaan standarisasi HCL dengan Na2CO3
sebagai baku diperoleh Normalitas rata – rata titran (HCL) adalah 0,11503 N.
Percobaan ini menggunakan indikator metil jingga sehingga rentang pH larutannya
antara 3,1 – 4,4. Dan dari hasil percobaan aplikasi menentukan kadar NH3 pada
pupuk ZA diperoleh kadar rata – rata NH3 pada pupuk ZA adalah 18,123%.
Percobaan ini menggunakan indikator metil merah sehingga rentang pH larutannya
adalah 4,2 – 6,2. Dari hasil keseluruhan percobaan dapat disimpulkan bahwa
volume titran (HCL) dalam percobaan standarisasi lebih kecil daripada volume
titran (HCL) p0ada aplikasi. Hal ini disebabkan karena perbedaan indikator yang
digunakan sehingga berbeda pula rentang pHnya. Sedangkan pH dapat mempengaruhi
volume titran. Semakin besar pH semakin besar pula volume titran dan
sebaliknya.
C.
Analisa pupuk Za II
I.
Judul :
Penetapan
Kadar Nitrogen (%)
pada Pupuk
Za
II.
Tinjauan Dasar :
Pupuk
yang sudah mengandung senyawa
N-anorganik tidak perlu menggunakan H2SO4(P) dan ditambahkan campuran
selen kedalamnya sebagai katalis untuk bisa menetapkan kadar N yang terkandung
di dalam pupuk ZA tersebut. OLeh karena itu larutan pupuk ZA dapat langsung didestilasi menggunakan NaOH
(tambahkan indikator PP) dengan penampung H3BO3 atau HCl yang sudah ditambahkan
BCG:MM (merah) sebagai indikator
penitaran. Penitaran dengan
penampung H3BO3 (penitar = HCl) didapat TA dari merah menjadi hijau, sedangkan
penitaran dengan penampung HCl (penitar = NaOH) didapat TA dari hijau menjadi
merah.
III.
Reaksi :
(NH4)2SO4 + NaOH Na 2SO4 + NH3 + H2 O
·
Penampung
H3BO3
NH3 + H3BO3 NH4H2BO3
NH4H2BO3 + HCl NH4Cl + H3BO3
NH3 + H3BO3 NH4H2BO3
NH4H2BO3 + HCl NH4Cl + H3BO3
·
Penampung
HCl
NH3 + HClberlebih NH4Cl
HClsisa + NaOH NaCl + H2O
Cara Kerja :
1. Ditimbang + 1 g pupuk ZA Larutkan ke dalam labu takar 100 ml.
2. Pipet 10 mL larutan ke dalam destilator, destilasi dengan NaOH 30%. Gunakan penampung H3BO3 atau HCl sebanyak 25 mL.
3. Destilasi dihentikan apabila Vawal = Vakhir.
4. Titar penampung sesuai penitarnya masing-masing.
NH3 + HClberlebih NH4Cl
HClsisa + NaOH NaCl + H2O
Cara Kerja :
1. Ditimbang + 1 g pupuk ZA Larutkan ke dalam labu takar 100 ml.
2. Pipet 10 mL larutan ke dalam destilator, destilasi dengan NaOH 30%. Gunakan penampung H3BO3 atau HCl sebanyak 25 mL.
3. Destilasi dihentikan apabila Vawal = Vakhir.
4. Titar penampung sesuai penitarnya masing-masing.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah yang kami
buat kami dapat menyimpulkan bahwa pupuk Za mengandung Belerang
24 % dan Nitrogen 21 %. Terdiri
dari senyawa Sulfur dalam
bentuk Sulfat yang mudah
diserap dan Nitrogen dalam
bentuk Ammonium yang mudah
larut dan diserap tanaman.
Pupuk Za mempunyai beberapa keunggulan yakni pupuk
ini tidak higroskopis, mudah
larut dalam air, digunakan sebagai
pupuk dasar dan susulan, senyawa
kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama, dapat dicampur dengan pupuk lain, aman digunakan untuk semua jenis
tanaman, meningkatkan
produksi dan kualitas panen, menambah
daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan, memperbaiki rasa dan warna hasil
panen
B. SARAN
·
Penggunaan pupuk Za sebaiknya jangan terlalu
berlebihan karena akan mencemari tanah dan akan merusak unsur-unsur yang
terdapat dalam tanah.
·
Pupuk
Za mengandung beberapa unsur-unsur kimia yang berbahaya seperti nitrogen dan
belerang, untuk itu para petani diharapkan untuk berhati-hati dalam penambahan
pupuk Za kedalam tanaman jangan terlalu berlebihan karena akan membahayakan
tanaman itu sendiri pada saat dikonsumsi oleh manusia.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.petrokimia-gresik.com/za.asp