6:21 PM |
Bahaya Bahan Pewarna dan Pengawet Pada Makanan |
Untuk
keperluan tertentu, seringkali manusia menambahkan zat aditif (zat tambahan)
pada makanan dan minuman yang mereka buat. Pada umumnya, penambahan zat aditif
adalah untuk tujuan ekonomis, yaitu untuk menekan biaya produksi. Zat aditif
yang dipakai dalam industri makanan misalnya zat pewarna, zat pengawet, zat
penyedap rasa, dan zat pemanis. Zat lain yang juga berbahaya bagi kesehatan
manusia jika dikonsumsi secara berlebihan adalah kolesterol.
Menurut
Dr. Purnamawati, SpAK, MMPaed, jika kadar zat aditif relatif kecil, tubuh
manusia masih bisa mentolerir atau menetralkan. Namun jika kadar zat aditif
yang masuk ke dalam tubuh terlalu besar, maka zat-zat tersebut akan mengganggu
sistem kesehatan manusia.
Dari
buku panduan kesehatan yang diterbitkan oleh Gajah Mada Prima Club, berikut ini
saya bagi informasi bahaya konsumsi dua jenis zat aditif yang banyak digunakan
oleh manusia, yaitu bahan pewarna dan bahan pengawet makanan.
1.
Bahan pewarna
Zat aditif
pewarna digunakan dalam makanan untuk tujuan menambah daya tarik dan
meningkatkan selera makan. Zat pewarna makanan yang terbuat dari tumbuhan tidak
berbahaya bagi kesehatan manusia, misalnya tomat, wortel, kunir, kunyit, daun
pandan, dan lain-lain. Zat aditif yang berbahaya jika dikonsumsi manusia adalah
zat warna sintetik.
Jika
digunakan secara berlebihan dan terus menerus, maka zat warna sintetik akan
tertimbun dalam tubuh dan dapat merusak fungsi organ-organ tertentu, terutama
hati dan ginjal. Hati akan dipaksa bekerja keras untuk merombak zat tersebut
agar dapat dikeluarkan dari hati, padahal kemampuan hati dalam hal ini sangat
terbatas.
Dari
organ hati, bahan aditif pewarna masuk ke dalam sistem peredaran darah dan
selanjutnya ke ginjal. Ginjal juga harus bekerja keras agar bahan pewarna
tersebut dapat dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat warna sintetik tertentu
juga diduga bersifat karsinogen atau bisa menyebabkan penyakit kanker.
2.
Bahan pengawet
Penggunaan
bahan pengawet pada makanan dimaksudkan untuk mencegah atau menghambat
fermentasi atau penguraian yang disebabkan oleh mikroorganisme, sehingga
makanan lebih tahan lama atau tidak mudah basi. Bahan pengawet alami tidak
berbahaya bagi kesehatan manusia, misalnya pemanfaatan garam dapur untuk
mengawetkan ikan asin.
Bahan
pengawet yang berbahaya adalah bahan pengawet sintetik. Contoh bahan pengawet
sintetik adalah natrium benzoat, BHT (butil hidroksi toluena), BHA (butil
hidroksi anisol), kalium nitrat, asam sitrat, kalium nitrit, dan lain-lain.
Bahan-bahan tersebut sering dipakai oleh industri makanan sebagai bahan
pengawet dalam makanan kaleng.
BHA
dan BHT bersama asam sitrat juga sering digunakan untuk mengawetkan minyak agar
tidak tengik. Nitrit biasa dipakai manusia untuk mengawetkan daging, padahal
zat aditif ini dapat bereaksi dengan gugus amino dalam daging dan membentuk
nitrosamina yang bersifat racun dan karsinogen.
Mudah-mudahan
informasi bahaya penggunaan zat aditif ini bisa berguna untuk Anda dalam
menjaga kesehatan tubuh. Kita bisa terkena penyakit, kita juga bisa mencegahnya
mulai dari sekarang.