8:07 PM |
Sejarah Masuknya Islam di Indonesia |
I.
Islam di Sumatera
1. Sejarah Islam di Aceh
Berdasarkan Seminar Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam
di Aceh yang berlangsung di Banda Aceh pada tahun 1978, dinyatakan bahwa
kerajaan Islam pertama adalah Perlak, Lamuri, dan Pasai.
Masa kerajaan Islam merupakan salah satu dari periodesisasi
perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia. Hal ini karena lahirnya
kerajaan Islam yang disertai berbagai kebijakan dari penguasanya saat itu
sangat mewarnai sejarah Islam di Indonesia. Terlebih-lebih, agama Islam juga
pernah dijadikan sebagai agama resmi negara / kerajaan pada saat itu.
2. Kerajaan Islam di Aceh
a. Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan ini berdiri pada abad ke-10 M/3 H. Raja pertamanya
adalah Al-Malik Ibrahim bin Mahdum; yang kedua bernama Al-Malik al-Shaleh, dan
yang terakhir kerajaan Islam pertama di Indonesia (daerah Aceh). Namun ada juga
yang menyatakan bahwa kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan
Perlak, tetapi tidak banyak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung fakta
sejarah ini.
b. Kerajaan Perlak
Kerajaan Perlak merupakan salah satu kerajaan Islam tertua
di Indonesia. Bahkan, ada yang menyatakan lebih dahulu dari Kerajaan Samudera
Pasai. Namun, sebagaimana dikemukakan terdahulu, tidak banyak bahan pustaka
yang menguatkan pendapat tersebut.
Sultan Mahdun Alaudin Muhammad Amin yang memerintah antara
tahun 1243-1267 M tercatat sebagai Sultan keenam. Ia terkenal sebagai sultan
yang arif bijaksana dan alim, sekaligus seorang ulama.
Di Perlak pun terdapat suatu lembaga pendidikan lainnya
berupa majelis taklim tinggi, yang dihadiri khusus oleh para murid yang alim
dan mendalam ilmunya.
c.
Kerajaan
Aceh Darussalam (1511 – 1874)
Kerajaan Aceh Darussalam yang diproklamasikan pada tanggal
12 Zulkaedah 916 H 91511 M) menyatakan perang terhadap buta huruf dan buta
ilmu. Hal ini merupakan tempaan sejak berabad-abad yang lalu, yang berlandaskan
pendidikan Islam dan ilmu pengetahuan.
Proklamasi Kerajaan Aceh darussalam tersebut merupakan hasil
peleburan Kerajaan islam Aceh di belahan barat dan Kerajaan Islam Samudera
Pasai di belahan timur. Putra Sultan Abiddin Syamsu Syah diangkat menjadi raja
dengan gelar Sultan Alauddin Ali Mughayat Syah (1507 – 1522).
Pada abad ke-15, diberitakan oleh Cong Ho, Marco Polo, dan
Ibnu Batutah bahwa di Aceh telah berdiri Kerajaan Lamuri yang tunduk kepada
Pidie. Pada mulanya pusat pemerintahan terletak di satu tempat yang dinamakan
Kampung ramni dan dipindahkan ke Darul Kamal oleh Sultan Alaudin Inayat Johan
Syah (1408 – 1465 M). Sultan Ali Mughayat Syah adalah pembebas Aceh dari
kekuasaan Pidie. Dia dapat mengalahkan Sultan Pidie (Sultan Ahmad Syah).
Kekuasaan kerajaan ini sampai ke Kerajaan Pasai. Masa keemasan kerajaan ini
terjadi pada masa Sultan Iskandar Muda (1607 – 1636 M).
d.
Kerajaan
Siak
Sultan pertamanya adalah Abdul Jalil Rachmad Syah yang
memerintah sebagai Sultan Siak I (1723 – 1746 M). Pada masa Kerajaan Siak II di
bawah kekuasaan Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah (1746 – 1765 M) adalah
zaman panji-panji Islam berkibar di Siak. Islam diperkirakan masuk ke Siak pada
abad ke-12 M. Peranan Kerajaan Siak dalam memperlambat proses imperialisme
Barat sangat dominan. Begitu pula dalam hal pendidikan, di Siak telah berdiri
madrasah-madrasah serta sekolah-sekolah umum.
Demikianlah di antara kerajaan-kerajaan yang berada di
Sumatera yang berasaskan Islam. Perlu ditekankan bahwa semua kerajaan tersebut
telah mendukung penyiaran pendidikan islam, baik di Sumatera ataupun di luar
daerah Sumatera.
3. Sejarah Pendidikan Islam di Sumatera
a.
Pendidikan
Islam di Minangkabau
Menurut sebagian ahli sejarah, Islam masuk ke Minangkabau
kira-kira tahun 1250 M, ulama yang termasyhur sampai sekarang sebagai pembawa
Islam ke Minangkabau adalah Syekh Burhanudin yang dilahirkan di Sintuk
Pariaman tahun 1066 H / 1646 M dan wafat tahun 111 H / 1691 M. Dia tempat
pendidikan dan pengajaran agama Islam.
Agama
Islam masuk ke Minangkabau melalui dua arah, yaitu :
a)
Dari
Malaka, melalui Sungai Siak dan Sungai Kampar lalu ke pusat Minangkabau.
b)
Dari
Aceh, melalui pesisir barat.
c)
b.
Pendidikan
Islam di Jambi
Jambi
adalah salah satu daerah yang berpegang teguh pada ajaran Islam. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya pesantren / madrasah di Jambi, seperti berikut :
1)
Pesantren/Madrasah Nurul Iman di Jambi
Pesantren
ini didirikan pada tahun 1332 H oleh H. Abd. Samad. Pada mulanya sistem yang
digunakan sama seperti pesantren-pesantren lainnya, yaitu sistem halaqah.
2)
Madrasah Sa’adatul Darain
Madrasah
ini didirikan oleh H. Ahmad Syakur. Sistemnya sama dengan madrasah Nurul Iman.
Murid-muridnya kurang lebih 300 orang dengan gurunya 20 orang di tahun 1957.
3)
Madrasah Nurul Iman
Madrasah
ini didirikan oleh Kamas H. Muh. Shaleh. Jumlah muridnya hampir sama dengan
madrasah Sa’adatul Darain.
4)
Madrasah Jauharain
Madrasah
ini didirikan pada tahun 1340 H oleh H. Abd. Madjid. Muridnya hampi sama dengan
madrasah Nurul Islam.
5)
Madrasah As’ad
Madrasah
ini didirikan oleh K. Abd. Kadir pada tahun 1952. sistemnya seperti dikemukakan
Prof. H. Mahmud Yunus, yaitu mengikuti sistem-sistem madrasah di Minangkabau.
Begitu pula, buku-buku yang dipelajarinya.
c.
Pendidikan Islam di Aceh
Sejak
masuknya Islam ke Aceh sekitar tahun 1290 M, pendidikan islam lahir dan tumbuh
dengan suburnya, terutama dengan berdirinya kerajaan Islam di Pasai.
Pesantren-pesantren pun dibangun dengan bantuan pihak pemerintah Islam pada
waktu itu.
Syekh
Abdur Rouf adalah ulama yang menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa Melayu.
Tafsir Al-Qur’an itu bernama Tarjamanul Mustafid Bil Jawi. Ulama-ulama
Aceh, seperti : Akhbarul Karim, bahaya Siribene dan masih banyak lagi.
d.
Pendidikan Islam di Sumatera Utara
Pendidikan
Islam di Sumatera Utara ditandia oleh tumbuhnya berbagai pesantren dan madrasah
yang cukup qualified dalam mencetak kader penerus cita-cita bangsa dan
agama. Di antara pesantren yang terkenal adalah pesantren Syekh Hasan Ma’sum di
Medan (1916 M), pesantren Syekh Abdul Wahab Sungai Lumut, Panai Labuhan Bilik
(labuhan Batu), pesantren / madrasah Abdul Hamid Tanjung Balai Asahan, dan
pesantren Syekh Sulaiman At-Tambusy (Kualuh). Adapun madrasah yang terkenal,
adalah Madrasah Maslurah (1331 H / 1912 M), Madrasah Aziziyah (1923 M),
Madrasah Libbanat, dan Maktab Islamiyah Tapanuli Medan (1336 H/1918 M).
e.
Pendidikan Islam di Sumatera Selatan Selatan (Palembag dan Lampung)
Sistem
pengajaran di pesantren dan madrasah di Sumatera Selatan dalam hal pendidikan
islam hampir sama dengan di Jawa, begitu pula kitab yanbg dipelajarinya.
Pesantren dan madrasah yang terkenal, seperti : Madrasah Al-Quraniyah Sekolah
Ahliyah Diniyah, Madrasah Nurul Falah, dan Madrasah Darul Funun.
Di
samping pesantren dan madrasah juga telah berdiri Perguruan Islam Tinggi
Palembang di Sumatera Selatan pada tahun 1957.
B. Sejarah Islam di Jawa
1. Kerajaan Islam di Pulau Jawa
a.
Kerajaan Demak (1500 – 1550 M)
Kerajaan
Demak didirikan oleh Raden Fatah pada awal abad XIV. Pada mulanya, Demak
merupakan pusat pengajaran Islam yang dipelopori oleh Raden Fatah (tahun 1500
M), kemudian makin lama Demak berkembang menjadi kota perdagangan dan akhirnya
menjadi sebuah kerajaan.
b.
Kerajaan Mataram (1575 – 1757 M)
Perpindahan
kekuasaan dari Demak ke Pajang tidak menyebabkan perubahan yang berarti dalam
sistem pendidikan dan pengajaran Islam. Setelah pusat kerajaan Islam berpindah
dari Pajang ke Mataram (tahun 1586 M), tampak beberapa perubahan, terutama pada
zaman Sultan Agung (tahun 1613 M) . setelah mempersatukan Jawa Timur dengan
Mataram serta daerah-daerah yang lain, Sultan Agung mulai mencurahkan
perhatiannya untuk membangun negara, seperti mempergiat berladang dan bersawah,
serta memajukan perdagangan dengan luar negeri.
2.
Sejarah Pendidikan Islam di Jawa
Sejarah
pendidikan Islam di Indonesia sebelum Indonesia merdeka masih berdasarkan
kedaerahan dan belum berpusat seperti sekarang ini. Oleh karena itu, tiap-tiap
daerah melancarkan pendidikan dan pengajaran Islam menurut keadaan daerah
masing-masing.
C. Sejarah Islam di Maluku
1. Kerajaan islam di Maluku
Masuknya
Islam ke Maluku dibawa oleh mubaligh dari Jawa, sejak zaman Sunan Giri dari
Malaka (kurang lebih tahun 1475). Raja Maluku yang pertama masuk Islam adalah
Sultan Ternate, yang bernama Marhum pada tahun 1465 – 1486 M atas pengaruh
Maulana Husein, saudagar dari Jawa. Di Maluku ada raja yang terkenal dalam
bidang pendidikan dan dakwah Islamnya, yaitu Sultan Zainal Abidin (1486 – 1500
M).
2. Sejarah Pendidikan Islam di Maluku
Pelaksanaan
pendidikan di Maluku ketika itu telah maju dibanding dengan daerah-daerah
lainnya karena telah didirikan Madrasah di Ambon yang termasyhur ketika itu
adalah Madrasah Mahasinul Akhlak, yang telah banyak mengeluarkan para pemuda
Islam yang terjun langsung ke masyarakat sebagai guru dan pemimpin agama.
D. Sejarah Islam di Kalimantan
1. Kerajaan Islam di Kalimantan
Islam
masuk ke Kalimantan pada abad ke-15 M dengan cara damai yang dibawa oleh
mubalig dari Jawa. Sunan Bonang dan Sunan Giri mempunyai para santri di
Kalimantan Sulawesi, dan Maluku. Gubahan Sunan Giri bernama Kalam Muyang, sedangkan
gubahan Sunan Bonang bernama Sumur Serumbung.
2. Sejarah Pendidikan Islam di Kalimantan
Pada
tahun 1716 M di Kalimantan terdapat ulama besar bernama Syekh Arsyad al-Banjari
dari Desa Kalampayan yang terkenal sebagai pendidik dan mubaligh besar.
Di
Kalimantan terdapat madrasah-madrasah yang mengajarkan agama serta pelajaran
umum. Madrasah-madrasah itu diantaranya adalah sebagai berikut.
a.
Pesantren/Madrasah di Kalimantan Barat (Pontianak)
Madrasah
yang tertua disini ialah Madrasatun Najah Wal Fatah di Sei bakai Besar
Mempawah, yang didirikan tahun 1918 M.
b.
Sekolah Menengah Islam Pertama di Banjarmasin
Sekolah
ini didirikan tangal 15 Oktober 1946 di Banjarmasin (Kalimantan Selatan).
c.
Madrasah Normal Islam Amuntai (1928 M)
Madrasah
ini didirikan pada tahun 1928 oleh H. Abdur Rasyid, tamatan Al-Azhar Mesir
dengan nama Arabische School.
E. Sejarah Islam di Sulawesi
1. Kerajaan Islam di Sulawesi
Kerajaan
Islam pertama adalah Kerajaan Kembar Gowa – Tallo tahn 1605 M. Rajanya bernama
I. Mallingkaang Daeng Manyonri yang kemudian berganti nama dengan Sultan
Abdullah Awwaul Islam. Menyusul di belakangnya, Raja Gowa benrama Sultan
Aluddin. Dalam waktu dua tahun, seluruh rakyatnya telah memeluk Islam. Mubalig
Islam yang berjasa ialah Abdul Qodir Khatib Tunggal yang bergelar Dato Ri
Bandang berasal dari Minangkabau, murid Sunan Giri. Seorang Portugis bernama
Pinto pada tahun 1544 M menyatakan telah mengunjungi Sulawesi dan berjumpa
dengan pedagang-pedagang (mubalig) Islam dari Malaka dan Patani (Thailand).
2. Sejarah Pendidikan Islam di Sulawesi
Ajaran
Islam di Sulawesi sejak dahulu berkembang pesat. Pesantren banyak berdiri dan
berkembang dengan pesat pula. Perkembangan itu mulai pesat sejak adanya alim
ulama Bugis yang datang dari tanah suci Mekah, yang bermukim di sana beberapa
tahun lamanya.
Madrasah-madrasah
di Sulawesi, diantaranya adalah berikut ini :
a.
Madrasah Amiriah Islamiah di Bone (Sulawesi Selatan tahun 1933)
Madrasah
Amiriah Islamiah mempunyai tiga bagian :
1)
Bagian Ibtidaiyah, lama pelajarannya tiga tahun (dari kelas I-III). Murid yang
diterima adalah anak-anak tamatan SR 4/5 tahun
2)
Bagian Tsanawiyah, lama pelajarannya tiga tahun. Murid yang diterima adalah
tamatan ibtidaiyah
3)
Bagian Mu’allimin, lama pelajarannya dua tahun (dari kelas I-II). Murid yang
diterima adalah tamatan tsanawiyah dengan seleksi.
Pada
tahun 1952, Madrasah Amiriah Islamiah diubah menjadi Sekolah Menengah Islam
(SMI) kemudian pada tahun 1954, SMI diubah menhadi PGAP (Pendidikan Guru Agama
Pertama).
Syekh
H.M. As’ad bin H.A, Rasyid adalah seorang ulama besar di Sulawesi, Bugis
(1907-1952 M). Ia lahir di Mekah pada tahun 1326 H (1907 M). Pada tahun 1350 H
(1931 M), ia mendirikan madrasah, yaitu : Madrasah Wajo Tarbiyah Islamiyah.
Kemudian, madrasah ini diubah namanya menjadi Madrasah As’adiyah. Madrasah
ini terbagi di atas beberapa tingkat :
1)
Tingkat Awaliyah
2)
Tingkat Ibtidaiyah
3)
Tingkat Tsanawiyah; dan
4)
Tingkat ’Aliyah
b.
Madrasah-madrasah Islam di Sulawesi Tengah
Madrasah
di Sulawesi tengah, diantaranya ialah :
1)
Madrasah Al-Khairat
Madrasah
Al-Khairat didirikan oleh ulama besar Syewkh Al-Idrus, pada tahun 1930 M.
2)
Madrasah Tarbiyah Islamiyah
Madrasah
ini didirikan oleh salah seorang murid Syekh H. M. As’ad.
3)
Madrasah Daru dawah wal Irsyad (DDI)
Madrasah
ini didirikan pada tanggal 16 Rabiul Awal 1336 H (7 februari 1947) di Watang
Soppeng (Sulawesi).
F. Sejarah Islam di Nusa Tenggara
1. Kerajaan Islam di Nusa Tenggara
Islam
masuk ke Nusa Tenggara seiring dengan penaklukan daerah Bore (1606), Bima
(1616, 1618 dan 1628 M), Buton (1626 M) oleh Kerajaan Goa. Dengan
ditaklukkannya daerah tersebut, agama Islam tersebar ke daerah taklukannya
sampai ke Nusa Tenggara.
2.
Pendidikan Islam di Nusa Tenggara
Madrasah
Nahdltul Wathan Diniyah islamiyyah didirikan pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356
H oleh H. Muhammad Zainuddin, seorang ulama besar di Pancor, Lombok Timur.
Pada
tahun 1943 M didirikan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah oleh K.H.
Muhammad Zainuddin di samping Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah. Madrasah ini
ditujukan bagi murid-murid putri. Madrasah-madrasah tersebut mempunyai beberapa
bagian, diantaranya :
1)
Tahdliryah
2)
Ibtidaiyah
3)
Mu’alimin / mukallimat
4)
Bagian SMI
5)
Bagian PGA
Pada
akhir 1372 H., tepatnya tanggal 15 Jumadil Akhir (1 Maret 1953 M) Madrasah
nahdlatul banat Diniyah Islamiyah dengan seluruh cabangnya dijelmakan menjadi
satu organisasi dengan nama Nahdlatul Wathan (NW), yaitu organisasi
pendidikan dan sosial yang berpusat di Pancor (Lombok Timur) dan mendapat
sambutan yang baik dari umat Islam.
Madrasah-madrasah
lain di Nusa Tenggara, diantaranya yaitu :
1)
Madrasah Al-Ittihad di Ampenan (Lombok Barat)
2)
Madrasa Al_Salam di Kediri (LombokTtengah)
3)
Madrasah Al-banat di Masbagik (Lombok Timur)
4)
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah di Tanjung Teros,
5)
Madrasah Darul Ulum di Bima (Sumbawa)